Sejarah Tradisi Mungghahan Menyambut Bulan Ramadhan

Tradisi Munggahan adalah tradisi menyambut bulan sucu ramadhan. Seperti yang kita ketahui tradisi menyambut bulan ramadhan selalu di laksanakn di daerah-daerah di indonesia, tentunya dengan ciri khas daerah masing-masing.

Tradisi menyambut bulan suci seakan telah menjadi tradisi warisan nenek moyang yang sudah melekat di dalam diri masyarakat indonesia, banyak sekali tradisi-tradisi tersebut seperti halnya tradisi Munggahan.

Berikut ini penjelasan tentang 

Tradisi Munggahan 

Tradisi munggahan lahir dari masyarakat sunda dan sudah melekat dari dahulu hingga kini, tradisi tersebut biasanya di laksanakan pada tanggal 28-29 bulan sya’ban yaitu 1-2 hari sebelum memasuki bulan suci.
Munggahan dalam bahasa indonesia berarti NAIK atau naik kebulan suci(memasuki bulan suci).

2. Bentuk pelaksanaan Tradisi Munggahan

Tradisi Munggahan dalam pelaksanaanya di sesuaikan sesuai ciri khas daerahnya, seperti munggahan masyarakat Lebak dan Pandeglang cara merayakat Munggahan dengan cara makan bersama atau berlibur bersama keluarga dan teman-teman.
Beda halnya dengan masyarakat di pesisir utara tanggerang yang merayakanya dengan cara berkeliling rumah tetangga dan mengambil makanan yang sudah di hidangkan oleh tuan rumah.
Sejarah Tradisi Mungghahan Menyambut Bulan Ramadhan

3. Tata cara pelaksanaan Munggahan

Sedangkan tata cara pelaksanaan munggahan menurut versi masyarakat dari pesisir utara tanggerang, tepatnya di daerah kec. Teluknaga dan sekitarnya adalah :

  1. Acara munggahan di awali dengan bertawasul dan di akhiri dengan doa.
  2. Setelah selesai pembacaan doa, orang-orang yang hadir di sana mengambil makanan yang telah di hidangkan oleh tuan rumah, biasanya para anak-anak perebut makanan.
  3. Setelah proses ke satu dan dua selesai semua orang kembali mengunjungi rumah tetangga dan memulai kembali proses yang sudah di sebutkan tadi.






Biasanya setelah selesai melaksanakan Munggahan para masyaralat melanjutkan dengan tradisi keramasan, yaitu masyarakat mandi dengan mengunakan sampo dengan niat bersuci. Beda dengan tradisi keramasan yang umum di laksanakan di sungai cisadane, keramasan versi masyarakat pesisir tanggerang melaksanakanya dengan cara sendiri-sendiri tidak beramai-ramai.

Nah itulah seputar tentang tradisi Munggahan, cukup unik kan gengs, silahkan share keorang lain agar mereka dapat mengenal tradisi-tradisi lainya, sekian dari saya terimakasih sudah mengunuungi blog ini.