Sejarah Tari Dzikir Saman Asal Banten

Sejarah Tari Dzikir Saman Asal Banten
Gambar Tari Dzikir Saman
Tari Dzikir Saman Adalah tarian yang berasal dari daerah Banten, menjadikannya salah satu kebudayaan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan, tarian ini berbeda dengan Tari Saman yang dari Aceh, dari segi gerakan, busana dan para pemain kedua tarian ini sangat jelas berbeda.

Pola gerakan tarian dzikir saman sebenarnya gerakan silat yang diiringi alunan musik khas daerah tetapi bernuansa Islami, terdapat pola lantai menari berputar dengan memukulkan hit-hit antara satu pemain dengan yang lainya.

Kesenian Dzikir Saman saat ini hampir jarang ditemukan, mungkin karena perkembangan zaman dan kemalasan generasi penerus untuk mempelajarinya, seharusnya para generasi muda harus mempertahankan kesenian warisan nenek moyang. maka kita sebagai generasi penerus harus mempertahankan budaya warisan nenek moyang kita, dengan cara mengenal atau untuk mempelajarinya.

Tari dzikir saman sudah hampir tidak populer lagi, banyak masyarakat yang sudah hampir melupakan salah satu kebudayaan Banten ini, bahkan mirisnya banyak orang Banten yang tidak tahu Tari zikir Saman berasal dari Banten, berikut ini kita akan membahas tentang sejarahnya dan gerakan maupun busana Tari Dzikir Saman.

Sejarah Tari Dzikir Saman


Tari Dzikir Saman awal mulanya diperkenalkan oleh para ulama di Banten pada zaman kesultanan Banten pada abad ke 18 tepatnya pada masa kekuasaan Sultan Hasanudin. Ada satu tokoh yang bernama ki Samiri yang dikenal sebagai penyebar kesenian ini di daerah Wanagiri, dan Ci Andur Lebak, Banten. Baca juga Tari Rampak Bedug

Pada awal mulanya kesenian tari dzikir saman tumbuh berkembang di bawa oleh para ulama di Banten, namun pada perkembangannya banyak mengalami perubahan, awalnya kesenian ini di pertunjukan untuk memperingati hari maulid/kelahiran nabi Muhammad SAW(mauludan) dan juga pada acara perayaan besar lainya.


Kini pada perkembangannya Tari Dzikir Saman di pentaskan pada acara perayaan masyarakat lokal seperti khitanan dan pernikahan dll. Sementara perubahan dalam pola gerak terjadi, dengan mengalihkan penonton dari penonton yang mengambil irama vokal (beluk). 

Kesenian ini disebut juga Marhaban karena diiringi dengan syair-syair islami atau solawatan yang kumpul di dalam sebuah buku atau kitab yang bernama Al-Barjanji. Tari dzikir saman menggunakan media gerak dan lagu (vokal) dan Bebacaan yang di bacakan adalah Asma Allah dan Solawat bagi Nabi Muhammad SAW(di kenal sebagai marhaban).

Pemain Dzikir Saman berpindah antara 26 hingga dengan 46 orang. 2 sampai 4 orang berpartisipasi sebagai vokalis yang membacakan syair-syair Kitab “Berjanji/marhabaan”, sementara 20 sampai 40 orang yang semuanya laki-laki mengimbangi lengkingan suara vokalis dengan saling bersahutan bersama (koor) sebagai Alok.

Busana Para Pemain Tari Dzikir Saman


Kostum yang di kenakan oleh pemain disesuaikan busana masyarakat lokal, biasanya menggunakan celana pangsi berwarna hitam, dodot bermotif batik, ikat kepala bermotif batik, dan ikat pinggang bermotif batik pula.


Pada tari dzikir saman terdapat alat bantu yang biasa di sebut waditra adalah alat bantu yang digunakan pada musik ini terdiri dari kipas yang terbuat dari kulit Kerbau berukuran 40X40cm dengan sebuah pegangan dari rotan sepanjang 70 cm. Alat ini disebut “Hit-hit”. Cara memainkannya dengan memukulkan satu sama lain yang di pegang oleh pemain lainya, sehingga menghasilkan sebuah irama.

Pola Pertunjukan Dzikir Saman


Pementasan biasanya dilakukan setengah hari, dimulai dari Pukul 08.00 sampai 18.00, Berdasarkan sinopsis Tari Dzikir Saman terdiri dari beberapa episode, yakni sebagai berikut:

Episode Pertama


Episode pertama atau babak dzikir, melaksanakan dzikir dari mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.00. Pada episode ini para pemain berzikir, berdoa, membacakan baca-bacaan yang mengandung Asma Allah dan Solawat dengan menggunakan kitab al-barjanji. 

Mereka duduk berhadapan sambil memegang “hit-hit” atau kipas dan saat memulai dzikir biasanya di awali dengan pembacaan tawasul, surat Al-ikhlas, Al-falaq,an-nas, Al-fatihah, al-baqoroh(1-6), ayat qursi, dan selanjutnya tahlil (dzikir la ilaa ha illa Allah) setelah selesai.

Episode kedua


Episode Kedua dimulai dari pukul 13.00 sampai dengan pukul 15.00. Episode ini dinamakan asroqol yaitu babak yang membahas lengkingan vokal (beluk). Para pemain membentuk formasi berhadapan dengan teknik berdiri dan jongkok memilih berganti. 

Para pemain saling memukulkan hit-hit satu sama lain dengan diiringi alunan irama syair manaqib atau sejarah kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW.

Episode ketiga


Episode yang ketiga dinamakan saman. Episode ini dilakukan dari mulai pukul 16.00 hingga selesai. Para pemain tidak menggunakan hit-hit lagi, mereka menari dengan menggerakkan dan memainkan alunan suara vokal dan koor(mengimbangi lengkingan suara vokalis dengan saling bersahutan bersama).

Kemudian masyarakat yang ada di lapangan terus mengiringi arak-arakan dan menari secara spontan mengambil suara vokal, kemudian membuat lingkaran dan menyediakan dongdang berisi makanan. Dongdang tersebut isinya diperebutkan. Selanjutnya, masyarakat melakukan gergaji untuk memindahkan uang kepada para pemain dan selanjutnya Acara ditutup dengan pembacaan doa.

Nah jadi itulah seputar Tari Dzikir saman, terimakasih sudah mengunjungi Blog ini, tetap mencintai budaya daerah kita yah, jangan sampai luntur, silahkan share ke teman-teman kalian.