Tugu Cibaliung |
Laskar Bambu Runcing adalah bentukan dari Jendral Soedirman, laskar ini dibentuk untuk membendung agresi militer Belanda yang kembali lagi ke Indonesia.
Sebelumnya saya sudah menceritakan tentang Sejarah pembentukan Laskar Bambu Runcing, jika anda belum membaca sejarah tersebut silahkan anda kunjungi terlebih dahulu agar anda dapat memahami tentang Laskar Bambu Runcing secara menyeluruh.
Baca Juga :
Sejarah Terbentuknya Laskar Bambu Runcing
Kedatangan Laskar Bambu Runcing di Cibaliung
Pada minggu pertama dibulan Oktober 1949, Laskar Bambu Runcing berjumlah sekitar 400 orang dipimpin langsung oleh Khaerul Saleh bergerak menuju Banten Selatan.
Rute yang mereka lalui dari Lebak Selatan yaitu ke daerah Bayah sampai ke daerah Cibaliung, hal ini untuk menghindari pasukan Belanda dan TNI, daerah Cibaliung dipilih karena daerah tersebut tidak terlalu ketat dijaga oleh TNI.
Dalam perjalanan sempat terjadi Bentrok kontak senjata dengan padukan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Kartosuwiryo dan kesatuan-kesatuan lainya yang dibentuk Belanda untuk menjaga perkebunan.
Baca Juga : Sejarah K.H Syam’un, Biografi dan Perlawananya
Aksi Laskar Bambu Runcing di Cibaliung
Aksi Laskar Bambu Runcing di Cibaliung terbilang Kejam, mereka membunuh siapa saja yang dianggap lawan termasuk TNI dan rakyat, kali ini musuh Laskar Bambu Runcing adalah Pemerintah RI dengan aksi Laskar Bambu Runcing ini membuat Masyarakat gelisah, banyak korban berjatuhan, baik dari kalangan Masyarakat sipil, polisi, militer.
Diantara banyak korban dari Laskar Bambu Runcing diantaranya adalah Wakil Residen Banten yaitu Ahmad Fathoni, Kepala Kepolisian setempat yaitu Yusuf Maryadilaga, Letnan Dua Mukhtar dan lurah Cibaliung yaitu Halimi, sebelum dibunuh mereka di tawan didaerah Cikeusik jenazah mereka dikubur dalam satu lubang, lokasinya di Ds. Dahu, Kec. Cibaliung, Pandeglang.
Dalam kurun beberapa hari mayat-mayat korban keganasan Laskar Bambu Runcing ditemukan, dan mayat-mayat tersebut diangkat dan dikebumikan di kampung halamannya masing-masing.
Berubah menjadi Rakyat Berjoang
Di Banten Selatan, Laskar Bambu Runcing menamakan dirinya sebagai ”Rakyat Berjoang”, atau ”Rakyat Indonesia Berjoang”.
Baca Juga : Sejarah Lengkap K.H Tb Ahmad Khatib Al-Bantani
Rakyat Berjoang ini sama halnya dengan Laskar Bambu Runcing mereka menjadi oposisi pemerintahan RI saat itu, bagi mereka Soekarno dan Hatta adalah pemimpin yang tidak tegas sehingga Laskar Bambu Runcing rakyat Indonesia terancam bahaya dan menuju kehancuran.
Oleh karena itu, Laskar Bambu Runcing yang merubah namanya menjadi ”Rakyat Indonesia Berjoang” mendirikan ”Tentara Rakyat”. Bagi Laskar Bambu Runcing ”Tentara Rakyat” akan menuntun, membela, dan menjamin cita-cita, kepentingan, dan kebutuhan hidup rakyat Indonesia.
Baca Juga : Sejarah Kelam Romusha Tambang Batu Bara Jepang Di Bayah
Akhir dari Laskar Bambu Runcing
pada akhir bulan Oktober 1949 Laskar Bambu Runcing dan Tentara Rakyat bikinannya berhasil di ditumpas oleh TNI dengan menggunakan stoot troep Brigade Tirtayasa di bawah pimpinan Letnan Satu Jambar Wardana melakukan pengejaran dan penghancuran.
Pasukan TNI dari luar Banten turut didatangkan dalam membantu usaha tersebut yaitu terdiri dari dua kompi dari Batalion pimpinan Kosasih dari Brigade Surya kencana, dari Sukabumi.
Daerah yang sebelumnya dikuasai oleh Laskar Bambu Runcing atau Tentara Rakyat dapat direbut kembali. Beberapa kali terjadi pertempuran. Laskar Bambu Runcing atau Tentara Rakyat terdesak mundur dari Cibaliung ke Gunung Honja dekat Ujung Kulon, di sana kembali terjadi sebuah pertempuran.
Kekuatan mereka semakin sedikit dikarenakan penyerangan yang dilakukan TNI, ada yang terbunuh, tertangkap hingga menyerahkan diri.
Pada awal bulan November 1949 menjadi hari pertempuran terakhir terhadap Laskar Bambu Runcing atau Tentara Rakyat. Tetapi dalam pertempuran tersebut, Khaerul Saleh tidak ada di sana.
Tidak lama pada Tahun 1950 ia dibebaskan dari penjara, kemudian diasingkan ke Jerman Barat selama beberapa tahun. Kemudian disusul dengan para petinggi Laskar Bambu Runcing atau Tentara Rakyat lain seperti K.H Ahmad Khatib, Syamsuddin Chan dan Muhidin Nasution juga tertangkap, sekaligus menjadi akhir dari perjalanan Laskar Bambu Runcing.
Itulah sejarah jejek Laskar Bambu Runcing di Cibaliung, bagaimana pendapat anda mengenai keganasan mereka di Banten Selatan?, Jangan lupa share keteman-teman kalian dan terimakasih sudah mengunjungi blog ini