Dampak Agresi Militer Belanda 1

Salah satu peristiwa yang masih diingat dan diajarkan di Sekolah sampai saat ini adalah Agresi Militer Belanda 1, yang terjadi pasca pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

 

Pada persitiwa ini, Belanda berusaha mencoba untuk menjajah kembali Indonesia yang telah merdeka melalui NICA dan memperoleh bantuan dari sekutu.

 

Peristiwa ini menjadi salah satu sejarah Indonesia yang perlu di ingat dan di pelajari terus oleh generasi selanjutnya agar mereka kelak ingat bagai mana para pahlawan berjuang mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dengan segenap tumpah darah.

 

Agresi Militer sebagai gerakan Belanda yang berdalih ‘Aksi Polisionil’ tidak mampu menipu kancah internasional yang menentang aksi tersebut akibatnya Belanda tidak bisa mendapatkan dukungan dan bantuan dari dunia internasional.

 

Negara republik Indonesia berhasil mendapatkan dukungan dan simpati dari masyarakat internasional. Beberapa negara dari timur tengah kemudian memberikan pengakuan secara de jure akan kemerdekaan RI, diawali oleh Mesir pada 1947. kemudian disusul oleh Libanon, Syria, Irak, Afganistan dan Saudi Arabia pada tahun 1947.

 

Juga dari beberapa pengakuan tersebut itu tidak lepas dari peranan penting tokoh-tokoh republik indonesia, Seperti Sutan Syahrir yang mengirim surat delegasi pimpinan K.H. Agus Salim ke negara – negara Islam di Timur Tengah.

 

Dampak agresi militer Belanda I dengan adanya pengakuan dari negara – negara timur tengah tersebut memperkokoh posisi Indonesia dalam persetujuan internasional.

 

Maksud Agresi Militer Belanda 1 adalah untuk merebut kembali kemerdekaan bangsa Indonesia(menjajah), dibawah pemerintahan Hindia Belanda seperti sedia kala.

 

Apa Yang Dimaksud Agresi Militer Belanda Kapan Terjadinya?

 

Agresi Militer Belanda adalah operasi Militer Belanda di wilayah pulau Jawa dan Sumatera yang terjadi pada tanggal 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947 yang pada intinya memiliki tujuan menduduki kembali wilayah RI.

 

Orang Belanda menyebut operasi ini dengan nama “Operatie Product” atau dalam bahasa Indonesianya : Operasi Produk. Kampanye militer ini adalah bagian dari Polisionil yang di lakukan Belanda dalam ranfka mempertahankan pendapat Belanda pada Perundingan Linggarjati.

 

Penyebab Agresi Militer Belanda 1 adalah akibat Belanda tidak menerima hasil Perjanjian Linggarkati yang telah di tanda tangani bersama pada tanggal 25 Maret 1947.

 

Bagi Republik Indonesia Agresi Militer Belanda ini dianggap telah melanggar perjanjian yang telah disepakati bersama, sungguh tidak berjiwa kesatria sekali, dia yang membuat janji tapi dia yang mengingkari.

 

 

Belanda melancarkan Agresi Militer 1 pada tahun 1947 yang bertujuan untuk merebut kembali wilayah bekas jajahanya tersebut, namun berhasil di bendung oleh para pejuang bangsa.

 

Latar Belakang Agresi Militer Belanda 1

 

Agresi Militer Belanda 1 bermula disaat terjadinya perselisihan antara Indonesia dengan Belanda yang diakibatkan pada persilangan pendapat penafsiran terhadap hasil perundingan Linggarjati.

 

Menurut Penafsiran Belanda, nereka cenderung menganggap Indonesia sebagai negara Persemakmuran (Negara Boneka, atau Bawahan) dan sebagai negara induknya adalah Belanda.

 

Sedangkan dari pihak Indonesia tentu saja memiliki tafsiran bebas merdeka mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara dari pengaruh Belanda dan kolonialisme lainya.

Tugas NICA Di Indonssia

Sejarah Agresi Militer Belanda 1 di awali saat Van Mook, seorang pimpinan NICA mengultimatum agar tentara RI harus ditarik mundur sejauh 10 km dari garis demarkasi, hal ini disambut penolakan keras dari para pemimpin Republik

 

Tujuan Agresi Militer Belanda 1

 

Sebenarnya yang paling utana Tujuan Agresi Militer Belanda adalah mengambil daerah-daerah uang kaya akan sumber daya alam, wilayah perkebunan strategis yang memiliki hasil perkebunan yang melimpah, dan juga wilayah yang memiliki sumber minya maupun gas bumi dan bahan tambang lainya.

 

Namun Belanda mempunyai akal licik untuk menutupi kejahatanya pada dunia Internasional dengan mengklaim aksinya sebagai Polisionil yang termasuk dalam urusan dalam negeri.

 

Dr. H.J Van Mook sebagai Letnan Gubernur Jendral Belanda melalui pidatonya yang dimuat didalam radio dengan tegas menyatakan, bahwa negaranya sudah tidak lagi terikat didalam perjanjian Linggarjati.

 

Dilihat dari segi kondisi militer Belanda yang telah bertambah jumlahnya menjadi 100.000 orang ditambah dengan Alutsista mereka yang lebih modern dari teknologi barat dan mendapatkan hibah dari tentara Inggris dan Australia.

Kumpulan Quotes Bung Tomo

Posisi Militer Belanda berada diatas angin dibandingkan tentara RI, oleh sebab itu tentu saja mereka berani terang-terangan menantang Republik, apalagi di tambah dengan batalyon tentara bayaran dari Inggris dan sekutu.

 

Untuk ringkasanya saya telah merangkum tujuan Agresi Militer Belanda 1 menjadi beberapa point diantaranya adalah sebagai berikut :

 

  • Tujuan Ekonomi dengan cara merebut daerah penghasil pangan(perkebunan) dan hasil tambang untuk di ekspor
  • Tujuan Politik dengan cara mengepung dan menguasai Ibu kota Republik Indonesia sehingga secara otomatis merebut kemerdekaanda kedaulatan RI
  • Tujuan Militer, tentu saja dengan cara menghancurkan Tentara Nasional Indonesia(TNI) sebagai tameng terdepan yang menghalangi usaha Belanda

 

Mencari Informasi Tentang Agresi Militer Belanda 1

 

Informasi yang bisa saya dapatkan dari berbagai sumber tentang Agresi Militer Belanda 1, telah saya rangkum semuanya, sebagau berikut ini :

 

Dimulai dari tanggal 20 Juli 1947 dimana Letnan Gubernur Jendral H.J Van Mook dalam pidatonya menyatakan akan memulai Aksi Polisionil Belanda.

 

Tanggal 21 Juli 1947 adalah awal dari serangan pertama Belanda didaerah-daerah yang dikuasai pemerintah RI baik itu di Seluruh Sumatra, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

 

Mereka fokus menyerang wilayah perkebunan yang menghasilkan hasil kebun berlimpah dan wilayah yang memilili sumber daya alam seperti minyak, gas bumi dan bahan tambang lainya.

 

Perkebunan yang paling banyak di incer adalah Ladang tembakau, Tebu, pabrik gula, dan dikota target mereka merebut pelabuhan, bandara dan fasilitas strategis lainya.

 

Kemudian Belanda mengeragakn dua Batalyon pasukan Khususnya, yaitu Korps Speciale Troepen(KST) dibawah pimpinan Westerling dan berpangakat kapten, dan juga pasukan Para I (1e Para Compagnir) dibawah pimpinan C. Sisselaar.

 

 

Pada Tanggal 29 Juli 1947, satu pesawat Dakota milik Republik Indonesia  ditembak jatuh oleh Belanda, padahal terdapat simbol Palang Merah di badan pesawat  dan didalamnya berisi obat-obatan dari Singapura hasil sumbangan Palang Merah Malaya.

 

Akibat  Insiden tersebut menimbulkan korban jiwa, diantaranya yang menjadi korban yakni Komodor Muda Udara Mas Agustinus Adisucipto, Komodor Muda Udara dr. Abdulrahman Saleh dan Perwira Muda Udara I Adisumarmo Wiryokusumo.

 

Republik Indonesia  secara resmi mengajukan tindakan Agresi Militer Belanda ke PBB karena dinilai telah banyak melanggar perjanjian Internasional yang termuat didalam perundingan Linggarjati.

 

Meskipun demikian, Belanda tidak memperdulikan reaksi keras dunia Internasional yang mendesak Belanda atas agresinya, bahkan Inggris pun sudaj tidak lagi setuju penyelesaian sejarah melalui militer.

 

Pada tanggal 31 Juli 1947, India dan Australia meminta agar masalah agresi militer yang dilakukan Belanda untuk dimasukan kedalam agenda DK PBB(Dewan Keamanan).

 

Kemudian hasil  keputusan dari DK PBB  yang dimuat didalam Resolusi No. 27 tanggal 1 Agustus 1946, meminta kedua belah pihak  menghentikan konflik senjata .

 

Kemudian tanggal 15 Agustus 1947 pemerintah kerajaan Belanda menuetujui resolusi DK PBB untuk menghentikan agresinya , setelah didesak oleh Dewan Keamanan PBB itu.

 

Pada tanggal 17 Agustus 1947 Pemerintah Republik Indonesia dan Belanda menyetujui Gencatan senjata atas seruan Resolisi DK PBB .

Tujuan Agresi Militer Belanda 2

Pada tanggal 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan PBB membentu komite guna menjadi pihak penengah konflik antara kedua negara ini.

 

Komite ini awalnya hanya bertujuan sebagai Committee of Good Offices for Indonesia (bahasa Indonya: Komite Jasa Baik Untuk Indonesia), atau di pelajaran sejarah kita dikenal sebagai Komisi Tiga Negara(KTN).

 

Tiga Negara sebab dalam komite  tersebut ditunjuk tiga negara sebagai pihak penengah, diantaranya yakni Australia yang di percayai RI, Belgia yang di tunuk oleh Belanda, dan Amerika Serikat yang ditunjuk sebagai pihak yang netral.

 

Didalam Komite tersebut, Amerika serikat diwakili oleh DR. Frank Graham, Australia di wakili Richard C. Kirby, dan Belgia di wakili Paul Van Zeeland.

 

Berakhirnya Agresi Militer Belanda 1

 

Stelah mendapatkan desakan dari DK PBB akhirnya pihak kerajaan Belanda melaluo Letnan Gubernur Jendral Van Mook mengumumkan gencatan senjata melalui konferensi pers.

 

Peristiwa itu terjadi pada tanggal 4 Agustus 1947 mualai pukul 24.00 dimulai masa gencatan senjata, keputusan Belanda ini disambut baik oleh tokoh-tokoh RI seperti Bung Karno, Jendral Soedirman dan lain-lain.

 

Semenjak hari itu para pasukan tentara dan rakyat dapat beristirahat sedikit tenang, dan kondisi pun mulai kondusif, namun itu tidak lama, sampai terjadinya Agresi Militer Belanda 2.

 

Dampak Dari Agresi Militer Belanda 1 Bagi RI

 

Dampak Agresi Militer Belanda 1 sebenarnya terdapat nilai positif bagi Indonesia dan di manfaatkan sebaik-baiknya. Dampak Positif bagi Indonesia anatara lain adalah sebagai berikut :

 

  • Dunia Internasional mendukung Indonesia terhadap tindakan agresif dari militer Belanda.
  • Belanda menembak jatuh pesawat Dahkota milik Palang Merah yang mengangkut obat-obatan dari Singapura ke Yogyakarta.
  • Atas aksi Belanda itu, mendapatkan kecaman dari sunia Internasional khususnya India dan Australia
  • Mendapatkan pengakuan kemerdekaan secara de jure dari negera-negara arab di awali oleh Mesir, Lebanon, Syria, Irak, Afganistan, Arab Saudi dan lain-lain.

Dampak Negatif Bagi negara Indonesia

Sedangkaan Dampak Negatif yang ditimbulakan akibat Agresi Militer Belanda 1 bagi Indonesia adalah sebagai berikut :

 

  • Kekuatan Militer Indonesia dalam hal ini TNI berhasil dilemahkan dan terjepit
  • Belanda memperluas wilayahnya sehingga mempersempit wilayah Republik Indonesia
  • Menimbulkan korban jiwa sebanyak seribu lima ratus orang dari kalangan TNI dan 500 ribu orang warga sipil.
  • Pembantaian warga Sulawesi yang dilakukan oleh Westerling
  • Membuat kekacauan stabilitas politik RI
  • Yang berdampak Negatif bagi bangsa indonesia, bahwa militer Indonesia berhasil di perdayakan oleh Belanda, yang mengakibatkan kekuatan TNI menjadi terjepit .
  • kemudian Belanda berhasil menguasai daerah – daerah yang di anggap penting bagi Indonesia dan membuat wilayah Indonesia semakin mengikis.
  • Dari 150 ribu lebih orang pasukan Indonesia dari sekitar 500 ribu orang di perkirakan tewas akibat agresi militer Belanda I.
  • Tidak hanya dari kalangan militer saja, tetapi warga sipil juga terkana dampak dari agrasi militer ini, dengan cara mempengaruhi ekonomi Indonesia dan termasuk pengeluaran biaya untuk keperluan perang.
  • Terganggunya ke seimbangan politik dan pemerintahan RI.
  • Pembantaian kepada rakyat indonesia yang berlokasi di Sulawesi Selatan pada Januari 1948 yang dipimpin oleh Kapten Westerling beserta pasukannya.
  • Pembantaian juga terjadi di desa Rawagede sebanyak 491 orang yang di fitnah menyembunyikan Lukas Kustaryo beserta pasukannya pada Desember 1947.
  • Pembantaian yang terjadi di Jawa Timur, dimana banyak rakyat dimasukkan ke dalam satu gerbong kereta api kemudian ditutup rapat tanpa ventilasi, akibatnya menyebabkan seluruh tahanan yang ada didalamnya mati lemas kekurangan oksigen. beredar juga rumor didalam gerbong di masukan gas beracun.
  • Banyak daerah-daerah perkebunan Indonesia seperti Palembang, Sumatra, Jawa Barat dan Jawa Timur sebagian besar berhasil dikuasai oleh Belanda sehingga menyebabkan kerugian bagi Indonesia.
  • Kerugian negara yang besar secara ekonomi karena biaya perang dan banyaknya bangunan yang ambruk.
  • Tewasnya para tentara muda seperti Komodor Muda dr. Abdurahman Saleh, Komodor Muda Udara Mas Agustinus Adisucipto, dan Perwira Muda Udara I Adisumarno Wiryokusumo di akibatkan oleh pesawat yang ditumpangi mereka jatuh di tembak, dan pesawat itu berjenis Dakota bersimbol palang merah dan membawa persediaan obat-obatan sumbangan dari Palang Merah Malaya kepada TNI.

Penyelesaian Agresi Militer I

Respon besar dari dunia internasional yang mengutuk akasi agresi militer Belanda I tersebut, berasal dari desakan negara India dan Australia pada tanggal 30 Juli 1947 dan kemudian langsung menjadi pembahasan Dewan Keamanan PBB.
DK PBB meminta memberhentikan perseteruan kedua belah pihak ini, namun respon Belanda seolah tidak memperdulikan reaksi keras dari dunia internasional tersebut. Indonesia kemudian secara resmi melaporkan agresi militer Belanda ke PBB karena telah melanggar perjanjian internasional yaitu tujuan perjanjian Linggarjati.

Selain point-point tadi masih banyak lagi dampak negatif yang ditimbulkan akibat peristiwa ini.