Tari Rampak bedug adalah salah satu kesenian lokal banten. Rampak bedug ini lahir dari masyarakat pandeglang lalu menyebar ke daerah lainya.
Nah kali ini kita akan membahas seputar
Tari Rampak Bedug.
Bedug adalah sebuah alat untuk menandakan masuknya waktu solat dikarenakan zaman dahulu belum ada pengeras suara jadi bedug menjadi salah satu media dan sampai sekarang masih di gunakan masyarakat indonesia. Sedangkan Rampak adalah “serempak”.
Rampak bedug adalah suatu tarian yang di iringi alunan musik hasil dari tabuhan bedug yang berjumlah banyak secara serempak sehingga menghasilkan alunan musik yang enak di dengar.
Sejarah Awal Rampak Bedug
Rampak bedug awalnya adalah suatu festival untuk menyambut ramadan dan hari raya idul fitri.
Rampak Bedug adalah hasil perkembangan seni ngabedug atau ngadulag. Yang menjadi perbedaanya adalag pemain Rampak Bedug di latih secara profesional dalam memainkan bedug agar seirama kompak.
Rampak bedug biasanya di mainkan di bulan Ramadhan, tapi dalam perkembanganya rampak bedug juga di pentaskan juga pada acara-acara hajatan masyarakat seperti pernikahan, dan dan hari-hari besar suatu peringatan. Rampak bedug biasanya di iringi dengan lagu-lagu religi seperti Takbiran, Marhabaan, Shalawatan, tapi lebih sering di iringi dengan takbiran.
Rampak bedug biasanya di mainkan di bulan Ramadhan, tapi dalam perkembanganya rampak bedug juga di pentaskan juga pada acara-acara hajatan masyarakat seperti pernikahan, dan dan hari-hari besar suatu peringatan. Rampak bedug biasanya di iringi dengan lagu-lagu religi seperti Takbiran, Marhabaan, Shalawatan, tapi lebih sering di iringi dengan takbiran.
Pada mulanya diadakan pentas rampak bedug yaitu di daerah pandeglang sekitar tahun 1950-an(kemendikbud). Pada waktu itu kesenian ini sudah menjadi ajang pertandingan antar kampung sampai sekarang banyak daerah-daerah lain di banten yang mengadakan ajang pertandingan rampak bedug ini(atau juga di kenal dengan festival bedug).
Pada awalnya pemain rampak bedug terdiri dari laki-laki semuanya, tapi dalam perkembanganya sekarang dapat di pragakan oleh perempuan dan laki-laki, jemlah pemainya ada 10 orang, 5 orang laki-laki penabuh bedug dan kendang sedangkan 5 orang perempuan bertugas penabuh bedug, dan baik laki-laki dan perempuan menabuh bedug menjadi penari sekaligus, namun terkadang ada yang menampilkan para pemain lebih dari itu, tergantung pertunjukan yang mereka tampilkan.
Busana Pemain Rampak Bedug
Busana yang di kenakan dalam tari rampak bedug adalah busana muslim dan muslimah yang di baluti oleh nuansa budaya lokal, misalnya pada pemain laki-laki mengenakan pakain silat lengkap dengan sorban khas banten, tapi bercorak warna warni bukan hanya hitam putih saja. Sedangkan untuk pemain perempuannya mengenakan pakaian khas tari-tari tradisional, tapi bercorak kemoderenan dan relatif religius.
Penyebaran Rampak bedug terbilang cukup luar di daerah banten, hal itu di pengaruhi oleh kreativitas dari para pemainya, dengan berbagai kreativitas yang di tunjukan oleh para pemain Rampak Bedug saat pertunjukannya. Karena hal itu Rampak bedug menjadi lebih bervariatif dan inovatif tampa menghilangkan nilai religiusnya.
Nah itulah bahasan seputar Rampak Bedug, terimakasih sudah mengunjungi blog kami hehe…