Pemberontakan petani sering di anggap oleh Belanda sebagai hal yang bersifat pasif atau tidak memiliki makna besar, oleh karena itu Sartono kartodirjo menulis sebuah buku yang berjudul Pemberontakan Petani Banten untuk melawan tanggapan Belanda. Begitu pula dengan kurangnya minat mempelajari sejarah oleh generasi sekarang menimbulkan kebutaan sejarah.
Berikut ini adalah sejarah singkat Kayiin Bapa Kayah sang pemimpin pemberontakan petani di Tangerang.
Biografi Kalin Bapa Kayah
Kalin bapa kayah lahir di kampung Pangkalan ds. Pangkalan kec. Teluk Naga Tangerang pada akhir abad 19, ia lahir dari kalangan petani, bapaknya adalah seorang buruh tani atau kuli tani dari orang-orang Cina yang menjadi tuan tanah.
Pada masa kecilnya Kalin sering di ceritakan dongeng Si Pitung oleh bapaknya yaitu Kayah sehingga memotivasi Kalin menjadi seorang jago/jawara. Keseharian Kalin di masa kecilnya membantu bapaknya sebagai kuli sawah. Semasa kecilnya juga Kaliin belajar ngaji dan ilmu bela diri.
Baca juga :Fakta Sejarah Si Pitung Bukan Jawara Betawi
Masa dewasa Kalin
Beranjak dewasa Kalin berniat memperbaiki kehidupanya, dan di angkat menjadi mandor oleh orang Cina yang menjadi tuan tanah, tetapi ia merasa tidak nyaman bekerja pada orang cina yang menurut dia sangat memeras rakyat miskin, hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaanya itu.
Setelah berhenti jadi mandor, Kalin di angkat menjadi asisten wedana(Camat) Teluk Naga namun tidak lama, pada tahun 1913 Kalin merantau ke Batavia di sana ia menjadi opsi kepolisian Belanda.
Dimasa perantauan Kalin menemui seorang guru silat yang bernama Sairin, ia berguru pada sairin untuk memperdalam ilmu bela dirinya. Dalam masa pelatihan itu, Kalin di suruh menyelam di sungai Ciliwung dan ketika kepala Kalin muncul ke permukaan langsung di sambut dengan pukulan balok oleh gurunya dan di ulangi terus menerus. Selain belajar ilmu bela diri Kalin juga mempelajari ilmu kanuragan/tenaga dalam dan ilmu kebal.
Kembali Ke Kampung Halaman
Setelah kalin menjadi opsi kepolisian Belanda, ia memilih untuk pulang ke kampung halamanya yaitu kampung Pangkalan di Teluk naga. Setelah pulang kampung kalin menjadi asisten seorang dalang dari Mauk dan sambil belajar menjadi dalang, hingga akhirnya ia menjadi dalang yang terkenal bahkan sampai ke daerah Kebayoran Batavia.
Ketika Kalin menjadi dalang yang populer dizamanya Kalin memperoleh pengikut/murid yang banyak, setiap harinya ia memakai pakaian dalang walaupun sedang tidak mendalang, di karenakan mendalang sudah meresap kedalam jiwa dan raga Kayiin, karna hal itu lah Kalin akrab di panggil ki Dalang oleh masyarakat Pangkalan.
Baca juga : Kisah Si Ayub Jawara Dari Teluk Naga
Dalam pengajaran Kalin kepada murid-muridnya selain mengajarkan mendalang, ilmu bela diri dan ilmu kebal, Kalin juga mengajarkan kepada murid-muridnya agar membenci para tuan tanah( yang menjadi tuan tanah pada saat itu adalah orang cina) yang memeras rakyat dengan upeti atau pajak.
Seiring berjalanya waktu Kalin bertemu dengan mantan para Penberontak condet sehingga membuat jiwa pemberontakanya makin kuat dan tak tertahankan lagi, kalin berencana melawan para tuan tanah di tangerang khususnya di kawasan Pangkalan dan Kampung Melayu Teluk naga, selain itu kayiin juga berpendapat bahwa tanah di pangkalan dan sekitarnya adalah milik nenek moyang yang di wariskan untuk para anak cucunya dan bukan milik orang cina yang menjadi tuan tanah, dan Kalin bertekad untuk mengusir mereka.
Pemberontakan Kalin Bapa Kayah
Sebelum melakukan Pemberontakan Petani, Kalin dan pengikutnya merencanakan pemberontakan itu ketika acara khitanan anak Kalin pada tanggal 10 feb 1924,.
Baca juga :
Sejarah H. Entong Gendut, Pemberontakan Condet
Kalin bertujuan membeskan tanah para pribumi dari tuan tanah bukan hanya di daerah pangkalan tapi di seluruh daerah di tangerang, namun niat nya itu tidak berhasil 100%.
Tepat tanggal 19 feb 1924 kalin beserta para pengikutnya melancarkan pemberontakan itu Kalin menyerang dan membakar Kongsi atau kediaman para tuan tanah dan membunuhnya.
Akhir Hidup Kalin
Dalam pelariannya itu Kalin bersembunyi ke daerah-daerah. Dan akhirnya informasi dari mata-mata belanda memberitahukan bahwa ada teman kecil Kalin yang menjadi asissten wedana di mauk, akhirnya pihak Belanda memanfaatkan si assisten wedana tsb, untuk menjebak Kalin.
Pada akhir maret 1924 Kalin di undang oleh asisten wedana Mauk kerumahnya, dan ia memenuhi undangan tersebut bersama dua orang temnya.
Ketika kalin sampai di rumah temenya di Mauk, ia di sambut dengan baik oleh si temnya dan di suguhkan makanan. Tidak lama Kalin memakan makanan yang di suguhkan oleh temnya itu, datanglah rombongan pasukan belanda dan langsung menembaki rumah itu, Kalin di jebak dan tewas bersama 2 orang pengikutnya di Mauk.
Ini lah sedikit cerita Kalin Bapa Kayah sang pelopor sekaligus menjadi pimpinan pemberontakan petani di Tangerang, yang lahir dari kampung Pangkalan, namun sayangnya masyarakat Tangerang khususnya warga Pangkalan sendiri sudah jarang ada yang mengenal Kalin Bapa Kayah atau Ki dalang(panggilan dari warga Pangkalan).
Kisah ini bersumber dari buku Pemberontakan Petani Banten, Sekian dan trimakasi sudah mengunjungi situs kami.