Terdapat kontroversi mengenai Agama Sisingamangaraja XII, namun yang jelas ia beragama Parmalim, yakni suatu aliran kepercayaan asli Batak, yang bercorak monotisme atau bertuhan.
Memang agama Sisingamangaraja XII sudah menjadi kontroversi dan perdebatan dikalangan Sejarawan dari zaman Belanda, berikut ini beberapa pendapat mengenai agama dari Sisingamangaraja XII.
Sisingamangaraja XII memeluk agama Islam
Diversi kali ini bersumber dari para penginjil atau misionaris Rheinisch Missions Gesellschaft atau RGM yang diutus untuk menyebarkan agama Kristen di daerah Batak atau Sumut dimasa kekuasaan Inggris dan berlanjut dimasa kekuasaan Belanda di Sumatra.
Menurut mereka Sisingamangaraja XII telah beragama Islam sejak ia beraliansi dengan Kesultanan Aceh dalam berperang mengusir Belanda khususnya di tanah Batak ditahun 1880an, hal ini sengaja dilakukan Sisingamangaraja XII untuk mencari bantuan dalam memerangi Belanda dan para penginjil karena dianggap dapat merusak tatanan budaya dan ajaran nenek moyang orang-orang Batak.
Tetapi menurut Sumber lain, para misionaris itu sengaja menyebarkan isu bahwa Sisingamangaraja XII telah memeluk Islam, agar pihak Belanda semakin yakin dan percaya diri untuk menguasai seluruh daerah Batak, sehingga didalam perundingan antara Belanda dan para Misionaris yang dipimpin oleh I.L. Nommensesn, Belanda sepakat untuk menaklukkan seluruh tanah Batak termasuk menyerang markas atau istana Sisingamangaraja XII yang berlokasi di Bangkara dan berhasil menguasai daerah Toba dan Silindung dibawah kekuasaan Belanda.
Baca Juga :
Sejarah Perjuangan Kapitan Pattimura
Kemudian pernyataan ini didukung dengan surat yang ditujukan kepada Departement van Oorlog (Departemen Pertahanan), yang memberitakan bahwa Sisingamangaraja XII telah beraliansi dengan Kesultanan Aceh demi mengusir Belanda dan para penginjil dari Tanah Batak atau bahkan telah memeluk agama islam, maka pada tanggal 19 Juli 1907 Letnan L Van Vuuren menyatakan bahwa Sisingamangaraja dan para anak-anaknya telah memeluk agama Islam walaupun belum 100% keislamanya.
Selain pernyataan dari para Misionaris dan laporan dari catatan pemerintahan Hindia Belanda, ada hal lain yang menurut sebagian orang hal ini menjadi penguatan pendapat yang menyatakan Sisingamangaraja telah memeluk Islam diantaranya adalah :
- Tidak memakan Babi
- Memiliki cap bertulisan Pegon atau tulisan Arab tapi berbahasa Melayu
- Terdapat gambar Kelewang, Bulan dan Matahari di Bendera perangnya, yang dianggap merupakan pengaruh agama Islam.
Catatan : keritik saya mengenai 3 hal diatas yang dianggap menjadi penguat pendapat bahwa Sisingamangaraja XII beragama Islam, masih terlalu lemah dan tidak bisa dianggap sebagai argumentasi yang kuat, berikut ini penjelasanya :
- Tidak memakan Babi, memang benar bahwa Sisingamangaraja XII tidak memakan Babi, Anjing, Darah dan hewan lain yang dilarang dalam ajaran Islam, namun perlu diketahui bahwa diajaran Permalim, hal-hal seperti yang disebutkan tadi juga dilarang, memang ada kemiripan anatar Islam dengan Permalim tetapi keduanya benar-benar berbeda.
- Memiliki cap bertulisan Pegon, mungkin anda harus membaca dahulu mengenai Biografi Singkat Sisingamangaraja baru anda akan mengerti dan tahu bahwa beliau berasal dari daerah Pagaruyung yang merulakan kerajaan bercorak Islam dan memiliki adat bangsa Melayu, jadi wajar saja bila Sisingamangaraja memiliki cap bertulisan Pegon.
Sisingamangaraja Menganut Ajaran Permalim
Ditanah Batak terdapat salah satu ajaran atau aliran kepercayaan warisan nenek moyang yang hingga kini masih ada keberadaannya, ajaran tersebut dikenal sebagai Permalim, menurut para budayawan Batak dan para arkeolog Sumut, ajaran Permalim memang memiliki persamaan dengan ajaran Islam, namun keduanya berbeda.
Baca Juga : Biografi Singkat Tuanku Imam Bonjol
Didalam ajaran Permalim, seluruh penganutnya dilarang memakan Babi, Anjing, Darah, dan lain-lain, bahkan didalam ajaran ini terdapat kemiripan dengan Doa-doa agama Islam disetiap doa-doa yang dipanjatkan didalam acara adat ajaran Permalim atau didalam beribadah. Tatacara peribadatan ajaran Permalim cukup mirip dengan Islam, yaitu mereka berdoa dengan memejamkan mata sambil mengangkat dan merapatkan kedua tangan seperti seorang yang sedang menyembah tuhanya, serta dilengkapi dengan membakar kemenyan.
Mereka para pemeluk ajaran Permalim beribada ditempat khusus, mereka menamainya Bale Paksaktian atau Bale Partogoan, mereka memiliki tiga acara adat yang menjadi perayaan besar, yakni Parningotan Hatutubuyni Tuhan, Sipahassada, dan Pameleon Bolon.
Sudah saya singgung sebelumnya bahwa ajaran Permalim memang memiliki kesamaan dengan Islam, namun keduanya berbeda, mungkin kemiripan ajaran Permalim dengan Islam disebabman ajaran Permalim adalah sebuah ajaran yang berketuhanan atau berbentum monotisme(bertauhid).
Kesimpulanya dari artikel ini, pendapat yang menyatakan Sisingamangaraja XII telah memeluk Islam adalah pendapat yang lemah, tidak bisa diyakini sebagai suatu kebenaran, namun menurut para budayaawan dan para sejarawan, pendapat yang paling kuat adalah Sisingamangaraja XII beragama Permalim, suatu ajaran nenek moyang asli Batak.
Bagaimana pendapat anda? Silahkan Komen dan terimakasih sudah mengunjungi blog ini