Prasasti Muara Cianten
Isi Prasasti Muara Cianten – Prasasti ini diperkirakan adalah sisa peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara, karena di wilayah ini diketemukan beberapa prasasti sisa warisan kerajaan itu, sebagai contoh Prasasti Jambu yang didalamnya mengatakan berkenaan telapak kaki gajah kerajaan itu. Prasasti Muara Cianten diketemukan di pinggir sungai Cisadane persisnya di Daerah Muara / Pasir Muara, Bogor.
Sesudah Prasasti Muara Cianten diketemukan selanjutnya disampaikan ke dinas purbakala waktu itu di tahun 1864 oleh tokoh yang memiliki nama N.W. Hoepermans. Laporan penemuan prasasti Muara Cianten dilakukan oleh tokoh lain, seperti GP Rouffaer tahun 1909, CM Pleyte 1906, NJ Krom 1915, RDM Verbeek 1891, dan JFG Brumund 1868.
Bentuk Prasasti Muara Cianten
Sekarang ini keadaan prasasti Muara Cianten kurang terurus, pahatan dalam prasasti ini mulai menghilang. Prasasti Muara Cianten adalah prasasti yang mempunyai bentuk batu lonjong atau oval, ukurannya yakni 2,7×1,4×1,4 m.
Tipe batu dalam prasasti ini ialah batu andesit, maknanya bebatuan beku yang dibuat dari fine grained (mineral halus), kandungan silica yang ada di dalamnya lebih rendah dari bebatuan felistie-rhylolite serta lebih tinggi dari bebatuan basal. Batu andesit ini umumnya tercipta hasil dari letusan gunung berapi selanjutnya tercipta di permukaan bumi.
Isi Muara Cianten
Isi Prasasti Muara Cianten nyatanya sampai saat ini tidak dapat dibaca atau disimpulkan oleh beberapa pakar sejarah. Ini karena tulisan dalam batu andesit itu berupa ikal ataupun lebih persisnya berbentuk huruf sangkha.
Batu itu disebutkan prasasti karena ada pahatan dan guratan yang seperti huruf yang telah disebut sebelumnya. Namun benar-benar sayang tidak ada yang dapat membaca prasasti yang diketemukan di pinggir sungai itu.
Untuk beberapa penggemar atau pencinta sejarah, pasti kehadiran Prasasti Muara Cianten tetap harus dijaga dan dirawat apa jika kita mendatanginya. Jarak prasasti ini dari kota Bogor kurang lebih 19 km.
Untuk kalian yang akan berkunjung ke prasasti ini dapat memakai kendaraan individu baik roda dua atau roda empat sampai tempat prasasti. Tidak hanya kendaraan individu, kita bisa juga memakai kendaraan umum yang ada, tapi setelah tiba di wilayah lebak kita harus meneruskannya dengan naiki ojek dalam jarak menempuh masih 1,5 km.
Begitu ulasan berkenaan Bentuk dan Isi Prasasti Muara Cianten Peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Mudah-mudahan barokah dan bisa menambahkan pemahaman kita akan sejarah.