Meriam Ki Amuk |
Meriam Ki Amuk adalah salah satu Peninggalan Kerajaan Banten yang masih ada hingga saat ini, meriam tersebut kini berda di halaman Museum Situs Kepurbakalaan Banten, jadi jika anada mengunjungi Banten Lama maka jangan lupa untuk mampir ke Museum tersebut.
Banyak wisatawan yang mengunjungi Banten Lama dan mampir untuk sekedar berfoto atau memperlajari sejarah di Museum tersebut.
Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang Meriam Ki Amuk yang menjadi warisan berharga dari Kerajaan Banten, berikut ini penjelasanya.
Sejarah Meriam Ki Amuk
Sejarah meriam ki amuk cukup banyak pendapat dari para pakar yang terlah meneliti meriam tersebut, berikut ini adalah pendapat para ahli mengenai Meriam Ki Amuk.
- menurut K.C. Crucq
bahwa nama meriam Ki Amuk terdapat pada sebuah peta Banten pada abad pertengahan ke-17. Pada peta itu ada nama meriam yang bernama “t Desperant” yang, oleh Curcq dianggap sebagai terjemahan dari Ki Amuk.
- Penghujung yang baik adalah keselamatan iman
- Tiada pemuda seperti itu selain Ali, tiada pedang selain dhu L-fiqar. Hendaklah engkau bersabar dalam takwa sepanjang masa kecuali ….. (tidak bisa dibaca)
Menurut Crucq di Banten banyak di temukan meriam besi kemungkinan dibuat oleh Sultan Koja Zainal untuk mendukung Demak karena memiliki kemiripan dengan senjata Portugis. Kemudian Sultan Demak menghadiahkan sebuah meriam kepada Hasanuddin dan di bawa pulang ke Banten lalu di berinama meriam Ki jimat sebagai penghormatan.
Atas dasar ini K.C.Crucq Amulet menghubungkan dengan meriam Ki Amuk dan tahun ini diperkirakan 1450 Saka (AD 1528/9). Namun, argumen yang disampaikan oleh Crucq tampaknya tidak cukup meyakinkan kebanyakan peneliti.
- Menurut Claude Guillot dan Ludvick
Claude Guillot dan Ludvick Kalus (2008) dalam studinya tentang prasasti meriam Ki Amuk, pendapat Crucq yang mengatakan bahwa meriam ini dibuat pada awal abad ke-16 dan peleburannya dilakukan di Jawa sangat di ragukan. Menurut Guillot dan Kalus, prasasti, ornamen ukiran, gelang yang mengangkat membutuhkan penguasaan teknis yang besar belum menemukan kasus serupa di nusantara pada waktu itu.
- menurut Valentijn
meriam Ki Amuk merupakan hadiah pernikahan Sultan Hasanuddin yang menikahi putri Sultan Demak yang di berikan oleh Sultan Demak sendiri .
- Menurut Mendez Pinto
pada dokumennya mengatakan bahwa ketika ada perang antara Demak melawan Panarukan (Pasuruan), ada sejumlah senjata yang dibawa oleh para aktor, termasuk sebuah meriam yang disebut meriam Leoes Ki Amuk . Senjata yang di buat oleh orang-orang Turki dan Aceh dipimpin oleh seorang empu, yaitu seorang pembelot Portugis bernama Koja Zainal.
Perbedaan pendapat mengenai meriam Ki Amuk, beberapa peneliti selalu mengkaitkan dengan meriam Ki Jimat.
Ukuran Meriam Ki Amuk
Ukiran Meriam Ki Amuk
Satu hal yang menarik dari meriam Ki Amuk yakni adanya inskripsi atau ukiran berhuruf Arab pada tubuh meriam, tepatnya berada di komponen atas atau punggung meriam. Jumlah inskripsi atau ukiran yang terdapat pada meriam Ki Amuk sebanyak tiga yang tertulis dalam lingkaran medalion.
- Inskripsi 1
Inskripsi/tulisan ukiran pertama dalam hiasan meriam Ki Amuk ini ,berdiameter 10 cm berada dekat dari bibir meriam. Di sini terdapat aksara berhuruf Arab sebanyak dua baris.
Gambar Inskripsi 1 |
- Inskripsi 2
Inskripsi/tulisan ukiran kedua dalam hiasan Meriam Ki Amuk ini,berdiameter 12 cm, letaknya di bagian tengah tubuh meriam sebelah atas, atau diantara dua medalion. Di bagian ini juga ada 2 baris tulisan aksara Arab.
Gambar Inskripsi 2 |
- Inskripsi 3
Inskripsi/tulisan ukiran ketiga dalam hiasan Meriam Ki Amuk ini berdiameter 13 cm, letaknya dekat dengan lubang sumbu meriam atau bagian ujung belakang meriam. Dalam hiasa ini ada empat baris tulisan aksara Arab.
Gambar Inskripsi 3 |
Demikianlah sedikit bahasan mengenai Meriam Ki Amuk yang legend itu, semoga bermanfaat untuk kita semua dan semakin menambah wawasan kita akan Sejarah, mohon maaf apabila ada kesalahan, dan share artikel ini keteman-teman kalian agar mereka tau tentang sejarah, sekian dan terimakasih sudah mengunjungi Blog ini.